Kasus Strategi Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
Kasus Kekecewaan Pelenggan Perusahaan Apple Terhadap
Penurunan Harga Iphone
Pada tanggal 5 September 2007, Steve Jobs, CEO Perusahaan
Apple melakukan praktek diskriminasi harga sebagai strategi pemasarannya yaitu
menurunkan harga product iPhone mereka yang sangat sukses sejumlah $200 dari
harga semula sebesar $599 yang merupakan harga perkenalan yang sudah sejak dua
bulan. Tak perlu dibicarakan, dia menerima email yang sangat banyak dari para
pelanggan yang kecewa dan marah. Dua hari kemudian, Steve Jobs menawarkan $100 kredit yang dapat
di gunakan di toko Apple dan online store kepada para pelanggan yang sudah
membayar harga penuh. Apakah keputusan untuk mengurangi $200 dan sikap untuk melakukannya
tepat dari sudut pandang etika?
Seandainya pihak management Apple melakukan sniff test
sebelum mengambil keputusan mungkin mereka memiliki kesimpulan bahwa ibu mreka
tidak akan bangga atau nyaman dengan keputusan tersebut. Sama halnya, mungkin
mereka akan sadar bahwa pengurangan harga juga bertentangan dengan kode etik
pelayanan pelanggan Apple.
Jika Apple hanya melihat dari sisi pemegang saham dalam
mengambil keputusan tersebut, mereka akan sadar selain pelanggan awal yang
terkena imbas, perusahaan Apple sendiri ternoda dan itu bisa juga berimbas
terhadap pelanggan lain yang mereka coba untuk dekati. Sebagai tambahan, para
pekerja Apple yang mana banyak diantara mereka sudah tergoda oleh reputasi
Apple yang kuat yang selalu menyediakan solusi yang inovatif dengan standar
tinggi akan dipertanyakan oleh company mothers, yang mana akan melemahkan
komitmen dan kesetiaan mereka.
Seandainya pihak perusahan Apple sudah menerapkan philosophi
etika traditional mereka akan mengetahui hal hal berikut.
1. Konsekuensialisme
Dari sisi pandang keuntungan, Apple mengharapkan lebih dari sekedar
pengimbangan dari $200 pengurangan harga per unit in margin dan mendapatkan
jumlah penjualan yang besar. Jika hanya
untukk iPhone saja mungkin cara ini sudah tepat, tapi Apple juga memiliki
banyak produk lain yang juga akan dibeli oleh pelanggan mereka yang juga bisa
terkenda dampak negatifnya. Dan juga melihat keputusan tersebut sebagai
kesempatan untuk pengurangan harga dari harga awal yang tinggi. Sikap GOUGING sudah bisa di tebak yang mana
akan merusak nilai proposisi apple secara keseluruhan dan juga penjualan produk
selain iPhone akan
terpengaruh sebagai dampak dari keputusan tersebut. Secara
umum, pihak management mungkin yakin
dengan keputusan penggabungan untuk penjualan iPhone dan produk lainnya.
2. Tugas, Hak dan Justice Para excecutive Apple
mempunyai tugas untuk mendapatkan keuntungan selama hal
tersebut tidak melanggar hukum. Dalam kasus ini, para pembeli awal iPhone
memiliki hak secara legal untuk menuntut perusahaan dengan alasan perlakuan yang
tidak adil. Namun, aksi individual akan
lebih sedikit dari pada class action. Dampak dari ketidakadilan pengurangan
harga dapat berupa tekanan buruk yang signifikan.
3. Kualitas Bagus
yang Diharapkan
Dalam pikiran pelanggan dan pekerja pada perusahaan Apple,
Jobs mempunyai image secara teknis sebagai jenius yang berpandangan jauh ke
depan yang terarah untuk menyediakan nilai yang hebat bagi stakeholder.
Penurunan harga $200 tidak sesuai dengan harapan mereka pada Jobs dan Apple.
Apple seharusnya juga menggunakan pertanyaan “Tucker
Framework” yang dikembangkan dan dimodifikasi untuk menguji penurunan harga
$200. Jika begitu adanya, jawabannya adalah sebagai berikut:
1. Apakah
hal ini menguntungkan? Hasilnya tidak jelas apakah menguntungkan atau tidak.
2. Apakah
hal ini legal? Mungkin, kecuali perlindungan konsumen tidak disinggung.
3. Apakah
hal ini adil? Tidak menurut beberapa pelanggan dan pekerja.
4. Apakah
hal ini benar? Tidak menurut beberapa eksekutif, pekerja, dan pelanggan
potensial.
5. Apakah hal
ini mendemonstrasikan kualitas bagus yang diharapkan? Tidak seperti yang
didiskusikan sebelumnya.
6. Pertanyaan
opsional: Apakah ini berkelanjutan? Isu dampak terhadap lingkungan tidak
dilibatkan dalam keputusan ini, tapi akan berdampak
7. Negative
dan signifikan jangka menengah dan jangka yang lebih panjang. Sangat tidak
bijak untuk mengulang keputusan atau mengabaikan dampak negatif di masa depan
yang berpengaruh terhadap reputasi.
Sewajarnya, Apple harus mempertimbangkan praktek
diskriminasi harga sebagai strategi pemasaran sebagai ketidakadilan dan
ketidakbijakan tanpa adanya mitigasi bagi pembeli awal iPhone. Apakah pemberian
kredit $100 memadai? Dalam peristiwa apapun, Jobs dapat menghindari tekanan
negatif dan kerusakan pada reputasinya dan
Apple, jika Apple telah menggunaka EDM untuk menganalisa
keputusan sebelum bertindak.
Hal ini harus menjadi catatan bahwa meskipun potongan harga
yang disebutkan pada kasus ini tidak jarang dan dianggap tidak umum sebagai
masalah etika serius, mereka mempunyai aspek etis yang bisa dinilai menggunakan
pendekatan EDM. Mereka merepresentasikan risiko yang dapat melemahkan reputasi
eksekutif dan perusahaan yang terlibat.
REVIEW/ tinjauan :
Dalam pengambilan keputusan, eksekutif maupun CEO suatu
perusahaan perlu mempertimbangkan pendekatan etis pengambilan keputusan yaitu:
Consequences, Utility
Duty, Rights, Justice
Virtue Expectations
Jika dijabarkan ketiganya, dapat dikatakan
pertimbangan-pertimbangan dari ketiga pendekatan antara lain:
1. Well-offness/ Consequentialism :
Keputusan yang kan dibuat harus menghasilkan keuntungan
lebih dari biaya yang dikeluarkan. Dalam kasus Apple, tidak jelas apakah
keputusan pengurangan harga menghasilkan keuntungan yang lebih besar dari biaya
yang dikeluarkan atau sebaliknya.
2. Rights, Duty/ Deontology
Keputusan yang akan dibuat seharusnya tidak menyinggung hak
daripada stakeholder termasuk pembuat keputusan. Menurut perusahaan, perusahaan
telah membuat keputusan yang benar. Akan tetapi ada pihak-pihak yang merasa
mereka tidak diperlakukan dengan adil dan bijak atas keputusan yang dibuat
perusahaan yakni pelanggan awal yang membeli produk perusahaan tersebut dengan
harga tinggi.
3. Fairness/ Justice
Pembagian keuntungan dan beban harus adil. Menurut beberapa
pelanggan dan pekerja, ada ketidakadilan dalam keputusan yang diambil oleh
perusahaan.
4. Virtue Expectations/ Virtue Ethics
Motivasi keputusan harus merefleksikan kualitas bagus yang
diharapkan stakeholder. Bayak pelanggan merasa kecewa dengan keputusan ini.
Artinya, keputusan yang diambil sama sekali tidak merefleksikan kualitas bagus
yang diharapkan.
Empat pertimbangan di atas harus memuaskan orang yang
terkena dampak keputusan tersebut agar keputusan dapat dipertimbangkan sebagai
keputusan yang etis.
Namun, jika dilihat dari kasus perusahaan Apple yang
dikaitkan dengan pertimbangan di atas, lebih banyak dampak negatif yang
dirasakan dari keputusan tersebut. Artinya, keputusan yang diambil oleh
perusahaan Apple belum cukup etis.
Jika dilihat dari pendekatan tradisional dengan 5 pertanyaan,
yakni:
1. Apakah
hal ini menguntungkan? Hasilnya tidak jelas apakah menguntungkan atau tidak
seperti yang didiskusikan sebelumnya.
2. Apakah
hal ini legal? Mungkin, kecuali perlindungan konsumen tidak disinggung.
3. Apakah
hal ini adil? Tidak menurut beberapa pelanggan dan pekerja.
4. Apakah
hal ini benar? Tidak menurut beberapa eksekutif, pekerja, dan pelanggan
potensial.
5. Apakah
hal ini mendemonstrasikan kualitas bagus yang diharapkan? Tidak seperti yang
didiskusikan sebelumnya
6. Pertanyaan
opsional: Apakah ini berkelanjutan? Isu dampak terhadap lingkungan tidak
dilibatkan dalam keputusan ini, tapi akan berdampak negative dan signifikan
jangka menengah dan jangka yang lebih panjang.
7. Sangat
tidak bijak untuk mengulang keputusan atau mengabaikan dampak negatif di masa
depan yang berpengaruh terhadap reputasi.
Menurut teori, jika terdapat lebih dari satu respon negative
ketika lima pertanyaan tersebut diajukan, pe,buat keputusan seharusnya merevisi
kembali keputusan yang akan diambil untuk menghapus dampak-dampak negative yang
akan timbul. Jika revisi keputusan berhasil dan mengarah kea rah positif, maka
keputusan yang diambil pun menjadi keputusan yang etis,
Jika dilihat dari kasus perusahaan Apple, terdapat lebih
dari satu respon negative atas pertanyaan yang diajukan. Dapat disimpulkan
bahwa keputusan yang diambil oleh Apple bukanlah suatu keputusan yang etis.
http://gudangilmuekonomi.blogspot.co.id/2015/08/pengambilan-keputusan-dalam-manajemen.html
Komentar
Posting Komentar